POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR SERTA ASUPAN ZAT GIZI
MIKRO DAN SERAT PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN GOWA 2013
Hubungan antara frekuensi konsumsi buah dan sayur
dengan asupan vitamin Adanya
perbedaan asupan vitamin pada responden karena jenis buah dan sayur yang sering
dikonsumsi ibu hamil kebanyakan buah dan sayur yang banyak mengandung vitamin A
dan C seperti buah rambutan dan tomat tetapi lebih jarang mengkonsumsi sayuran
yang banyak mengandung vitamin B1 ataupun sumber asam folat misalnya
kacang-kacangan serta sayuran lain yang berwarna hijau tua. Peranan vitamin A
sebagai suatu zat gizi yang sangat dibutuhkan telah dikenal secara umum.
Pertumbuhan badan, terutama integritas beberapa jaringan sangat dipengaruhi
oleh adanya vitamin A. Selain itu vitamin A berperan dalam ketahanan tubuh
terhadap infeksi (Husaini 1982). Vitamin C turut serta dalam banyak reaksi
metabolisme dan melakukan beberapa fungsi penting dalam tubuh diantaranya
metabolisme protein dan besi serta memegang peranan penting dalam fungsi sel
darah merah. Vitamin C mereduksi Feri menjadi Fero dalam usus halus sehingga
mudah diabsorbsi. Vitamin C menghambat pembentukan hemosiderin yang sukar
dimibolisasi untuk membebaskan besi bila diperlukan. Absorbsi besi dalam bentuk
nonhem meningkat empat kali lipat bila ada vitamin C. Sehingga defisiensi
vitamin C selain mengurangi imunitas seorang ibu hamil, juga akan menghambat
penyerapan zat besi dalam tubuh (Almatsier, 2001). Vitamin B1 diperlukan untuk
membantu tubuh memaksimalkan penggunaan karbohidrat, utamanya sumber energi.
Penting untuk tepat fungsi jantung, saraf sistem dan koordinasi otot. Vitamin
ini sangat diperlukan tubuh, tersedianya dalam tubuh karena diserap usus dari
makanan, selanjutnya diangkut bersama darah ke jaringan-jaringan tubuh. Adapun
sumber utama dari vitamin B1 adalah gandum, daging, susu, ragi beras serta
telur (Kartasapoetra et al., 2008). Pada ibu hamil, kekurangan asam folat
menyebabkan meningkatnya resiko anemia, sehingga ibu mudah lelah, letih, lesu
dan pucat serta bisa menyebabkan keguguran. Kebutuhan asam folat untuk ibu
hamil dan usia subur sebanyak 400 mikrogram/ hari atau sama dengan 2 (dua)
gelas susu. Mengkonsumsi asam folat tidak hanya ketika hamil, tetapi sebelum
hamil juga sangat dianjurkan mengkonsumsi asam folat. Asam folat juga penting
dalam membantu pembelahan sel. Asam folat bisa mencegah anemia dan menurunkan
resiko terjadinya NTD (Neural Tube Deffects) dan sebagai antidepresan
(Purwani, 2008). Berdasarkan hasil penelitian ini mengenai hubungan pola
konsumsi buah dan sayur dengan asupan zat gizi mikro dan serat pada ibu hamil
di Kecamatan Bontonompo dan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa Asupan vitamin A dan vitamin C ibu hamil pada
penelitian ini cukup namun asupan vitamin B1 dan asam folat kurang
Hubungan antara frekuensi konsumsi
buah dan sayur dengan asupan mineral. Berdasarkan hasil penelitian ini mengenai hubungan pola
konsumsi buah dan sayur dengan asupan zat gizi mikro dan serat pada ibu hamil
di Kecamatan Bontonompo dan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa, maka dapat
ditarik kesimpulan Asupan mineral (Fe, Zink, dan Kalsium) ibu hamil pada
penelitian ini masih kurang. Zink adalah mineral esensial bagi manusia sangat
penting bagi kesehatan ibu dan bayi. Diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh,
pertumbuhan janin dan sistem saraf pusat. Defisiensi kadar zink rendah pada
bayi berhubungan dengan NTD (neural tube defect) (Hakim, 2013).
Defisiensi Zink juga dapat menurunkan fungsi kekebalan tubuh anak yang dapat
terjadi selama kehamilan atau setelah persalinan dan dapt menggaggu daya tahan
terhadap penyakit infeksi (Arfiyanti, 2002). Zink banyak terdapat pada
biji-bijian, kacang-kacangan dan buncis kering serta pada daging, susu, keju,
kuning telur dan makanan laut. Zink sangat penting bagi pertumbuhan janin serta
dalam produksi ASI (Setiyobroto et al, 2004). Dalam penelitian ini sebagian
besar responden memiliki asupan Zink yang kurang bahkan tidak ada responden
yang memiliki asupan yang cukup. Kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan janin,
terutama bagi pengembangan otot dan rangka. Sumber kalsium yang mudah diperoleh
adalah susu, keju, yogurt, dan kalsium karbonat. Defisiensi kalsium dapat
menyebabkan riketsia pada bayi atau osteomalasia pada ibu.
Hubungan antara frekuensi konsumsi buah dan sayur
dengan asupan serat . Berdasarkan
hasil penelitian ini mengenai hubungan pola konsumsi buah dan sayur dengan
asupan zat gizi mikro dan serat pada ibu hamil di Kecamatan Bontonompo dan
Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Asupan
serat ibu hamil pada penelitian ini masih kurang. Hasil penelitian mengenai
gambaran pola konsumsi buah dan sayur dengan asupan serat terdapat 36 (54,5%) responden yang jarang
mengkonsumsi buah dan sayur. Serat dalam makanan lazim disebut sebagai dietary
fiber sangat baik untuk kesehatan manusia. Serat makanan ini semakin
mendapat perhatian sejak tahun 1970-an yaitu sejak kelompok peneliti Burkitt et
al. (1972) dan Trowel (1972) memelopori penelitian serat dengan pendekatan
epidemiologi. Hasil penemuannya menunjukkan bahwa pada masyarakat dengan
western diet yang umumnya rendah serat, banyak ditemukan orang yang mengidap
berbagai penyakit seperti kanker kolon, atherosklerosis, PJK, diabetes mellitus
(Kusharto, 2006).
untuk selengkapnya silahkan download disini
untuk selengkapnya silahkan download disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar